BUDAYA INDONESIA

SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI9...TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANYA ......SALAM SMANSAKA : HEBAT ,CERDAS ,BERSAHABAT

Minggu, 24 Februari 2013

OSN KEBUMIAN

SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI
                Sesudah bumi terjadi bersama-sama planet lainnya, maka bahan2 yang lebih padat menggumpal di dalam intinya, sedangkan keraknya terdiri dari unsur2 silisium dan aluminium sesudah itu menyusul lapisan yang agak dalam lagi, dengan unsur utama silisium dan magnesium. Lebih dalam lagi terdapat lapisan yang banyak mengandung unsur persenyawaan logam sulfida. Yang paling dalam adalah inti, yang mengandung besi dan nikel.






                Era sejarah pembentukan bumi dapat dibagi empat yaitu : Prakambrium, Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.



1. Prakambrium.
                Era prakambrium lebih tua dari zaman kambrium, dimana lapisan2nya selalu terdapat di bawah lapisan2 yang mengandung fosil. Jelasnya, lapisan batuan baru dikatakan pasti berumur prakambrium jika tertutup lapisan yang berfosil kambrium. Era prakambrium terdiri dari masa Proterozoik dan Archea selama 2000 tahun. Organisme bersel tunggal seperti alga hijau biru dan bakteri yang muncul pertama pada masa ini.


                Lapisan prakambrium terdiri dari batu2an berhablur, baik yang berasal dari pembekuan magma cair, maupun dari peleburan dan penghabluran kembali sedimen2 dan batu2an lainnya, yang disebabkan perubahan kimiawi dan fisis pada sedimen2 dan batuan beku.
                Pada era prakambrium dapat diketahui pula bahwa di beberapa daerah terdapat iklim yang sangat dingin (endapan terbentuk oleh es darat atau gletser). Sedangkan pada saat lain, iklimnya panas dan lembab (lapisan yang berwarna merah dengan rekah kerut). Tetapi sangat sukar untuk menentukan iklim dari lapisan2 sedimen yang ada. Pada waktu itu permukaan bumi yang ada diatas muka laut merupakan gurun, yang tidak disebabkan karena kekurangan air yang sangat besar (sahara), tetapi karena waktu itu belum terdapat tumbuh2an darat. Factor lain adalah adanya oksigen bebas dalam atmosfer, yang jauh lebih sedikit dari sekarang.
                Diketahui pula bahwa pada era prakambrium tidak ditemukan bentuk2 hidup dengan tekstur dan bentuk yang terang/jelas. Tekstur adalah istilah yang dipakai untuk bentuk2 dan arah2 di dalam batuan, misalnya tekstur butir.
2. Palaeozoikum
1) Kambrium
                Pada endapan2 yang terbentuk pada zaman kambrium banyak ditemukan fosil, sehingga banyaklah yang dapat diketahui tentang keadaan kehidupan masa itu.
                Semua makhluh hidup terbatas pada air laut, terutama jasad2 samudera, contohnya archaecyatha dan binatang petunjuk. Archaecyatha peranannya seperti binatang  karang sekarang. Jenis ini banyak membentuk endapan2 gamping yang tebal. Binatang yang menjadi fosil penunjuk yang terpenting pada zaman kambrium adalah trilobita yaitu sejenis udang2an yang berkulit keras.
Dengan menggunakan jejak fosil, maka dapatlah diketahui 3 macam zaman kambrium, yaitu :
  1. Fauna Kambrium Bawah.
Masih bersifat kosmopolit, yaitu binatang2 masih terdapat di berbagai tempat di dunia (trilobite olenellus).
  1. Fauna Kambrium Tengah.
Sudah terbagi menjadi daerah2 fauna pasifik disebut sebagai Olenoides dan fauna daerah atlantik disebut sebagai fosil binatang Paradoxides.
  1. Fauna Kambrium Atas.
Daerah fauna fasifik bercirikan Diclocephalus yang meliputi wilayah Eropa-Tiongkok-Tibet sampai Spanyol. Daerah fauna atlantik bercirikan Olenus.
2) Silur
                Pada zaman Silur, penyebaran fauna lebih luas dibandingkan dengan zaman kambrium. Banyak kelompok binatang baru muncul dalam zaman Silur ini. Diantaranya yang terpenting adalah Vertebrata atau binatang bertulang belakang. Graptalit adalah ciri fosil penunjuk pada zaman Silur dan merupakan kumpulan binatang kecil yang disebut Rabdosoma.
3) Devon.
                Zaman ini bercirikan munculnya tumbuh2an darat dan binatang amphibia. Di laut dijumpai perkembangan luas kelompok2 binatang avertebrata (tidak bertulang belakang), seperti Amronit. Pada dasarnya Devon terbagi atas tiga masa, yaitu Devon Bawah, Devon Tengah, dan Devon Atas. Pada masa ini benua Asia dan Benua Eropa masih menyatu.
4) Karbon.
                Zaman ini ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon bebas di berbagai bagian dunia. Karbon ini berperan penting menjadi petunjuk keadaan cuaca dan iklim pada masa itu. Pada zaman karbon ini terjadi pembentukan pegunungan. Terjadinya batu bara juga sangat erat hubungannya dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan. Pada masa ini mulai bermunculan serangga2 raksasa seperti lebah, lipan dan kalajengking. Serangga2 zaman ini adalah karnivora (pemakan daging).
5) Perm
                Perm memiliki letak lapisan yang diskor dan berada diatas lapisan karbon yang mengandung batu bara. Ciri lain adalah adanya penyimpangan fauna laut dari 2 karbon fosil pada era Palaeozoikum yang penghabisan.
3. Mesozoikum.
                Mesozoikum terdiri dari zaman kapur, Jurrasic, dan Triassic. Zaman kapur berumur kurang lebih 90 juta tahun, Jurassic 145 juta tahun, dan Triassic 190 juta tahun. Ketiga zaman ini disebut tingkat kehidupan pertengahan. Pada zaman ini mulai timbul dan berkembang tumbuh2an berdaun lebar, pakis raksasa, reptilia raksasa seperti dinosurus, amphibia, ikan, dan mammalia pertama, tetapi klasifikasi dan penyebaran kehidupan flora dan fauna pada era ini masih terbatas.

4. Kenozoikum.
                Kenozoikum disebut juga era Neozoikum, terdiri atas zaman tersier dan kuarter yang merupakan tingkat kehidupan baru.
1)       Zaman tersier terbagi menjadi masa eosen berumur 70 juta tahun, oligosen 42 juta tahun, miosen 20 juta tahun, dan pleistosen 16 juta tahun. Pada masa ini berkembang semakin luasnya klasifikasi jenis flora dan fauna.
2)       Zaman Kuarter terdiri atas masa diluvium dan masa alluvium. Kedua masa ini kurang lebih 2 juta tahun yang lalu. Zaman kuarter merupakan permulaan era baru dengan munculnya manusia pertama di dunia. Manusia pertama ini menurut Charles Darwin adalah nenek moyang manusia yang berasal dari primata sejenis monyet. Perkembangan flora dan fauna meluas serta sudah berkembang dengan baik.
Skala Waktu Geologi Beserta Kehidupannya

Beragam Teori Tentang Muncul dan Berkembangnya Manusia
            Berikut ini akan dideskripsikan beberapa teori dan pendapat para ilmuwan yang berkaitan dengan asal-usul serta perkembangan manusia.
  1. Kalangan Evolusionis
Tokoh2 pemikir Yunani kuno seperti Empodocles, Anaximander, dan Aristoteles berpendpat bahwa baik tumbuhan dan hewan itu mengalami evolusi serta dari tubuh binatang tertentu berevolusi menjadi manusia. Mereka mengatakan bahwa binatang yang satu berasal dari binatang yang lain.
  1. Ernst Haeckel (1834-1919)
Ilmuwan biologi dari Jerman ini berpendapat bahwa asal-usul kehidupan yang pertama berasal dari zat putih telur yang liat dan cair. Akibat pengaruh dari luar maka terciptalah bakteri, amuba, binatang berongga, ikan, amphibi, reptil, dan mamalia. Binatang2 itu saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pada zaman tersier dari binatang menyusui itu berkembang dan muncullah manusia. Haeckel berkesimpulan, bahwa nenek moyang manusia itu berasal dari bangsa kera atau monyet dalam tingkatan yang teratur.
  1. Charles Robert Darwin (1809-1882).

Darwin adalah ilmuwan inggris yang kemudian dikenal sebagai tokoh evolusi itu, memaparkan teorinya menjadi dua kelompok, yaitu :
1)       Teori Descendensi atau Turunan.
Dalam bukunya yang berjudul “The Descen of Man (1871)”, Darwin berkata bahwa manusia lebih dekat dengan kera besar di Afrika (gorilla dan simpanse). Teori lainnya menyebutkan bahwa makhluk yang lebih tinggi itu berasal dari makhluk yang lebih rendah. Akhirnya, semua makhluk hidup bisa dikembalikan kepada beberapa bentuk asal.
2)     Teori Natural Selection atau Seleksi Alam.
Teori ini mencoba memberi keterangan tentang terjadinya tumbuh2an dan binatang2 yang menyesuaikan diri kepada alam sekitarnya. Darwinisme adalah sebuah teori yang mengatakan bahwa semua barang2 yang hidup dapat maju berlahan-lahan naik ke atas. Keyakinan Darwin bahwa manusia itu berasal dari hewan, telah memicu perdebatan antar ilmuwan dan kontroversi bahkan hingga kini. Dalam kerangka teori Darwin itu pulalah, berbagai penemuan fosil manusia purba yang        ada di Indonesia senantiasa dikaitkan.
  1. J.H. Wieringen
Ilmuwan ini menguraikan asal-usul manusia berdasarkan peninggalan2 manusia yang ditemukan di lapisan bumi. Misalnya tahun 1856 ditemukan fosil di lembah Neander, Erbefeld, Jerman Barat, yang kemudian disebut Homoneandertalensis. Ciri2 fosil itu, antara lain : tulang keningnya rendah, letak mata yang sangat besar, mempunyai lengkung alis, tulang roman muka yang sangat tebal, tengkoraknya besar, dan tergantung pada tunlang belakang (tidak terletak di atasnya), tidak mempunyai dagu (belum pandai berbicara dengan tekanan suara), serta berbentuk moncong (bagian paras lebih ke depan dari tempat otak). Dari hasil identifikasi itu terlihat bahwa bentuk manusia tersebut menyerupai kera. Diperkirakan manusia tersebut hidup antara 75.000 hingga 30.000 tahun sebelum masehi. Namun, Wieringen berpendapat bahwa meskipun manusia awal itu menyerupai monyet, tetapi nenek moyang manusia bukanlah monyet. Alasan ia kemukakan adalah antara manusia dan monyet adalah dua jenis yang berdiri sendiri, serta masing2 mempunyai jalan kemajuan sendiri2
Bagaiman Menjelaskan Evolusi itu ?
     Evolusi adalah perubahan frekuensi gen (faktor keturunan) yang terjadi dari generasi ke generasi. Evolusi bisa terjadi dalam skala besar pada tingkat di atas spesies. Misalnya terjadi ordo baru. (Ordo adalah klasifikasi dalam biologi yang lebih rendah daripada kelas dan lebih tinggi daripada family). Evolusi ini biasa disebut makro evolusi. Evolusi yang lain disebut mikro evolusi yaitu perubahan frekuensi gen dalam skala kecil dan terjadi pada tingkat di bawah spesies. Misalnya terjadinya ras baru. Perubahan2 itulah yang bisa menandai ciri tubuh makhluk hidup.

Ada dua faktor yang yang bisa menyebabkan perbedaan ciri tubuh makhluk hidup, yaitu pewarisan dan lingkungan. Satuan pewarisan yang kecil adalah gen, yang terdapat pada kromosom. Kromosom ini terdapat di dalam inti sel dan terbentuk secara berpasang-pasangan. Konon, manusia sekarang memiliki 23 pasang kromosom, dimana setiap kromosom terdapat ribuan gen. ada sekitar 100.000 gen pada setiap manusia.
Lalu, bagaimana evolusi bisa terjadi pada manusia? Kita tentu mengetahui bahwa manusia itu berkembang biak. Saat itulah, gen dari kedua orang tua menurun kepada anaknya, sehingga terdapat kombinasi gen yang baru. Dalam suatu populasi, gen dan frekuensinya tidak berubah kecuali jika ada kejadian2 tertentu. Gen dan frekuensi bisa berubah apabila terjadi : pertama, mutasi yaitu gen atau kromosomnya berubah. Kedua, Seleksi Alam artinya menguntungkan gen2 yang sesuai dengan lingkungan. Akibatnya adalah gen bisa bertambah banyak dari generasi ke generasi serta bisa mengurangi gen yang tidak sesuai. Ketiga, terjadinya arus gen yaitu mengalirnya gen ke dalam atau ke luar suatu populasi. Keempat, terjadinya perubahan frekuensi gen secara acak dalam populasi kecil yang disebut efek perintis. Nah, perubahan frekuensi gen yang berlangsung lambat laun dari angkatan ke angkatan itulah yang disebut evolusi, dan keempat faktor itulah yang disebut faktor evolusi.

Permasalahannya adalah mengapa evolusi senantiasa bisa terjadi? Salah satu penyebabnya adalah dari keempat faktor evolusi itu pasti akan ada dalam jangka waktu tertentu. Namun, kebanyakan yang terjadi adalah mikro evolusi, yaitu terjadinya perubahan frekuensi gen dalam ukuran kecil di bawah tingkat spesies. Hal inilah yang menyebabkan munculnya populasi lokal, subras, atau ras baru. Sedangkan golongan2 di atas spesies mengalami makro evolusi, karena adaptasinya dengan lingkungan. Setelah bisa beradaptasi dengan lingkungannya, kelompok2 baru ini mengalami spesialisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Mengenai Saya

NIKMATI FASILITAS ON LINE