BUDAYA INDONESIA

SELAMAT DATANG DI BLOG GEOGRAFI9...TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANYA ......SALAM SMANSAKA : HEBAT ,CERDAS ,BERSAHABAT

Sabtu, 23 Februari 2013

POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA

Pola Keruangan Desa dan Kota


1. Pengertian Desa

a. Menurut Sutardjo Kartohardikusumo
Desa adalah satu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
b. Menurut Prof. Drs Bintarto
Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di suatu daerah serta memiliki hubungan timbal balik dengan daerah lain.
LINGKUNGAN PEDESAAN

c. Menurut UU No. 5 th 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara kesatuan RI
d. Menurut William Ogburn dan MF Nimkoff
Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.

2. Ciri-ciri desa, antara lain :
a. Masyarakat sangat erat dengan alam.
b. Kehidupan warga petani sangat bergantung pada musim
c. Merupakan satu kesatuan sosial dan kesatuan kerja
d. Jumlah penduduk dan luas wilayah relatif kecil
e. Struktur ekonomi bersifat agraris
f. Masyarakatnya bersifat gemeinschaft
g. Proses sosial relatif lambat
h. Sosial kontrol ditentukan oleh hukum informal
Panen padi Masyarakat desa




3. Unsur-unsur desa, antara lain :
a. Daerah
b. Penduduk
c. Tata kehidupan

4. Klasifikasi desa
a. Berdasarkan angka kepadatan penduduk
1. Desa terkecil dengan kepadatan penduduk <100/> 3200 orang
d. Berdasarkan perkembangan masyarakat
1. Desa tradisional adalah desa yang masih sangat tradisional
2. Desa swadaya adalah desa yang masih bersifat tradisional
3. Desa swakarya adalah desa yang sedang mengalami transisi
4. Desa swasembada adalah desa yang lebih maju
5. Desa pancasila adalah desa yang sudah sangat maju dan
e. Berdasarkan aktivitas masyarakat
1. Desa agraris adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah dibidang pertanian dan perkebunanan
2. Desa industri adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah dibidang industri kecil rumah tangga
3. Desa nelayan adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah dibidang perikanan dan pertambakan
f. Berdasarkan ikatannya
1. Desa geneologis adalah suatu desa dimana hampir seluruh penduduknya ada hububngan keluarga atau kerabat
2. Desa territorial adalah desa karena adanya batasan administratif
3. Desa campuran

5. Potensi Desa
a. Potensi fisik :
1. Tanah,
2. Air,
3. Iklim,
4. Ternak,
5. Manusia
b. Potensi Non Fisik :
1. Masyarakat desa yang gotong royong
2. Lembaga-lembaga sosial
3. Aparatur atau pamong desa yang tertib

6. Struktur keruangan desa / pola desa
a. Dilihat dari tingkat penyebaran penduduknya (SD Misra)
1. Compact Settlements (pemukiman yang mengelompok) karena :
• Tanah yang subur
• Relief rata
• Keamanan belum dapat dipastikan
• Permukaan air tanah dalam
2. Fragmented Settlements (pemukiman yang tersebar) karena :
• Daerah banjir
• Topografi kasar
• Keamanan terjamin
• Permukaan air tanah dangkal
b. Dilihat dari bentuknya (Menurut Daldjoeni)
1. Pola desa linier atau memanjang jalan / sungai
POLA MEMANJANG

2. Pola desa mengikuti garis pantai

3. Pola desa terpusat
POLA MEMUSAT

4. Pola desa tersebar
POLA TERSEBAR

c. Menurut Bintarto
1. Memanjang jalan
2. Memanjang sungai
3. Radial
4. Tersebar
5. Memanjang pantai
6. Memanjang jalan kereta api
d. Dilihat dari pesebarannya
1. Nucleated Agricultural Village Community / menggerombol
2. Line Village Community / memanjang
3. Open Country or Trade Center Community / tersebar

B. KOTA

1. Pengertian kota
a. Menurut Max Weber
Kota adalah tempat yang penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhannya lewat pasar setempat yang barang-barangnya berasal dari pedesaan.
KOTA MODERN
b. Menurut Bintarto
kota adalah sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik dibanding dengan daerah belakangnya.

2. Karakteristik kota
a. Ciri fisik ditandai adanya :
1. Tempat-tempat untuk pasar
2. Tempat-tempat untuk parkir
3. Tempat-tempat rekreasi dan olahraga
b. Ciri sosial
1. Pembagian kerja tegas
2. Masyarakatnya heterogen
3. Individualisme
4. Materialisme dan konsumerisme
5. Adanya toleransi sosial
6. Kontrol sosial
7. Segregasi keruangan
PERENCANAAN WILAYAH


3. Potensi kota
a. Potensi sosial
b. Potensi fisik
c. Potensi ekonomi
d. Potensi politik
e. Potensi budaya

4. Pola keruangan kota
Ada tiga teori pola keruangan kota :
1. Teori konsentris oleh Ernest W. Burgess
2. Teori sektoral oleh Homer Hoyt
3. Teori Inti Ganda oleh Harris Ullman

5. Klasifikasi kota
a. Berdasarkan fungsinya
1. Kota sebagai pusat industri
2. Kota sebagai pusat perdagangan
3. Kota sebagai pusat pemerintahan
4. Kota sebagai pusat kebudayaan
5. Kota sebagai pusat pendidikan
6. Kota sebagai pusat kesehatan
b. Berdasarkan jumlah penduduk
1. Kota kecil penduduknya 20000-50000 jiwa
2. Kota sedang penduduknya 50000-100000 jiwa
3. Kota besar penduduknya 100000-1000000 jiwa
4. Metropolitan penduduknya 1000000-5000000 jiwa
5. Megapolitan penduduknya > 5000000 jiwa

6. Tahap perkembangan kota
a. Menurut Lewis Mumford, tingkat perkembangan kota ada 6 tahap :
1. Tahap eopolis : Tahapan perkembangan desa yang sudah teratur menuju arah kehidupan kota
2. Tahap polis : Suatu kota yang sebagian penduduknya masih agraris
3. Tahap metropolis : Kota yang kehidupannya sudah mengarah industri
4. Tahap megapolis : Wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa dari beberapa kota metropolis
5. Tahap tryanopolis : Suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan , kemacetan lalu lintas , tingkat kriminalitas
6. Tahap nekropolis : Suatu kota yang mulai ditinggalkan penduduknya / kota mati
b. Menurut teknologi dan peradaban ada 3 fase perkembangan kota :
1. Fase Mezo Teknik : Perkembangan kota yang menyandarkan eksploitasi manusia atas sumber daya angin dan air .
2. Fase Paleo Teknik : Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan uap air dan mesin – mesinnya dikonstruksi dari besi dan baja
3. Fase Neo Teknik : Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan bensin dan uap air
c . Menurut Griffith Taylor , tingkat perkembangan kota ada 4 tahap :
1. Tahap infantile
Pada tahap ini ditandai dengan tidak adanya tempat pemisah antara pusat perekonomian dengan tempat peumahan sehingga biasanya dijadikan satu antara toko dan perumahan.
2. Tahap Juvenile
Pada tahap ini ditandai dengan munculnya rumah-rumah baru diantara rumah-rumah lama atau tua dan mulai nampak terpisahnya antara toko atau perusahaan atau perumahan.
3. Tahap Mature
Pada tahap ini ditandai adanya pengaturan tempat ekonomi dan perumahan atau sudah adanya perencanaan tata kota yang baik
4. Tahap sinile
Pada tahap ini kota kembali menjadi rumit karena adanya pengembangan-pengembangan kota yang lebih luas lagi sehingga terjadi pembongkaran dan penggusuran perumahan maupun untuk dipindahkan keluar kota.

7. Teori perkembangan kota
Adapun teori-teori perkembangan kota pada umumnya ditekankan pada pola perubahan keadaan kota berdasarkan periode yang berbeda.
Adapun teri perkembangan kota yaitu:
a. Teori Konsentris oleh E. W. Burgess
Burgess beranggapan bahwa kota yang besar mempunyai kecenderungan berkembang ke arah luar di semua bagian-bagiannya. oleh karena itu, pola keruangan yang dihasilkan akan berbentuk seperti lingkaran yang berlapis-lapis dengan daerah pusat kegiatan (CBD) sebagai intinya.
b. Teori Sektor oleh Hommer Hoyt
Teori sektor menyatakan bahwa perkembangan-perkembangan baru yang terjadi di dalam kota berangsur-angsur menghasilkan kembali karakter yang dimiliki oleh sektor-sektor yang sama terlebih dahulu. hal ini didasarkan pada alasan bahwa di dalam kota-kota yang besar terdapat varisi harga sewa tanah dan sewa rumah yang besar.
c. Teori Pusat Kegiatan Ganda oleh Harris dan Ullman
Menurut keduanya suatu kota dibentuk oleh pusat-pusat kegiatan fungsional kota yang terbesar, kemudian setiap pusat mempunyai peran yang penting dalam kota. Pusat-pusat tersebut mempunyai fungsi yang sama, tetapi pada umumnya pusat-pusat tersebut mempunyai fungsi yang berbeda yang saling menunjang.

C.INTERAKSI DESA KOTA

1. Faktor yang mempengaruhi interaksi desa kota menurut Edward Ulman :
a. Adanya wilayah yang saling melengkapi
b. Adanya kesempatan untuk saling berintervensi
c. Adanya kemudahan perpindahan dalam ruang

2. Zona–zona interaksi :
a. City : inti kota
b. Sub urban / faubourg : suatu daerah yang lokasinya dekat pusat kota
c. Sub urban fringe : daerah peralihan antara desa kota
d. Urban fringe : semua daerah perbatasan luar kota namun mempunyai keadaan yang mirip dengan kota
e. Rural urban fringe : jalur daerah yang terletak antara dearah kota dengan desa
f. Rural : suatu daerah yang jauh dari kota

4. Menghitung kekuatan interaksi
a . Teori gravitasi oleh W.J Reilly yang mengadopsi teori Issac Newton
Bahwa kekuatan interaksi antar wilayah dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan jarak

Rumus : I.ab = Pa x Pb / (dab)2

Dimana
I.ab = Kekuatan interaksi antara wilayah a dan b
Pa = Jumlah Penduduk wilayah a
Pb = Jumlah Penduduk wilayah b
dab = Jarak antara wilayah a ke b
b. Teori Titik Henti oleh William J. Reilly
Bahwa jarak titik henti dari pusat perdagangan yang lebih kecil ukurannya berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan tsbdan berbanding terbalik dgn satu ditambah akar kwadrat jumlah penduduk dari wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi dgn jumlah penduduk pada wilayah yang jumlah penduduknya lebih kecil.

Rumus Hab = dab / 1 + VPa/Pb

Dimana:
Hab = Jarak lokasi titik henti antara wilah a dan b
dab = Jarak antara wilayah a ke b
Pa = Jumlah Penduduk wilayah a
Pb = Jumlah Penduduk Wilayah b

c. Model Potensi Penduduk oleh Peter Hagget
Model potensi penduduk tujuannya untuk mengetahui besarnya kemungkinan penduduk suatu wilayah mengadakan migrasi dan interaksi dengan wilayah lain disekitarnya, model ini dapat digunakan untuk merencanakan pendirian pusat pelayanan sosial, misalnya pasar, pertokoan dan balai kesehatan.

Rumus:

PP1 =

PP2 =

PP3 =

Dimana :
PP1 = Potensi penduduk wilayah 1
PP2 = Potensi penduduk wilayah 2 dan seterusnya
P1 = Jumlah Penduduk wilayah 1
P2 = Jumlah Penduduk wilayah 2 dan seterusnya
d12 = Jarak antara wilayah 1 dan 2
d1 = jarak antara wilayah 1 dengan wilayah terdekat
a = Konstanta (1)
b = Ekponen jarak (2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Mengenai Saya

NIKMATI FASILITAS ON LINE